Malam kian larut, mentari pun bersembunyi di balik cakrawala. Namun, kegelapan yang seharusnya diusir oleh gemerlap lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), justru semakin mengancam Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju. Di tahun 2025 ini, desa yang tengah berbenah menuju gerbang pariwisata itu harus menghadapi ironi pahit: ulah tangan-tangan liar yang mencuri terang. Sejak awal tahun, satu per satu lampu PJU di sepanjang jalan utama desa menghilang. Bukan karena rusak atau usia, melainkan karena dicuri. Aksi ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga mengancam keselamatan warga, terutama di malam hari. Jalanan yang gelap gulita menjadi lahan subur bagi tindak kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas. Lebih dari itu, aksi vandalisme ini mengancam mimpi besar Desa Dungkait untuk menjadi destinasi wisata yang ramah dan nyaman. Bagaimana mungkin wisatawan akan tertarik berkunjung jika desa ini terlihat gelap dan tidak aman? Padahal, keindahan alam Dungkait sangat mempesona. Hamparan pasir putih, sungai yang jernih, serta keramahan penduduknya adalah modal berharga yang seharusnya bisa dimaksimalkan. Pemerintah desa telah berupaya keras untuk mengatasi masalah ini. Laporan ke pihak berwajib sudah dilakukan. Patroli malam pun ditingkatkan. Namun, aksi pencurian tetap saja terjadi. Diperlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk menghentikan kejahatan ini. Mari kita jaga bersama fasilitas umum yang telah dibangun dengan susah payah. Laporkan setiap aktivitas mencurigakan kepada pihak berwajib. Jangan biarkan ulah segelintir orang menghancurkan masa depan desa kita. Karena, gelapnya PJU bukan hanya menghilangkan penerangan, tetapi juga mengubur harapan dan potensi Desa Dungkait menuju wisata yang gemilang. Mari kita nyalakan kembali semangat kebersamaan dan kepedulian, agar Dungkait tetap bersinar terang. Penulis: MARIONO, S. Pd