Logo

Desa Dungkait

Kabupaten Mamuju

Home

Profil Desa

Video Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Diam Itu Emas: Berbenah Diri untuk Mengurus Masyarakat Kecil

Diam Itu Emas: Berbenah Diri untuk Mengurus Masyarakat Kecil

Invalid Date

Ditulis oleh MARIONO,S. Pd

Dilihat 49 kali

Diam Itu Emas: Berbenah Diri untuk Mengurus Masyarakat Kecil

Hai, Para pengurus yang tak ter urus Pernakah anda merasa capek hati ngurusin urusan orang banyak? Rasanya udah berbusa-busa ngomong, eh, yang didenger cuma angin lalu. Nah, kisah dari Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju ini mungkin bisa jadi renungan buat kita semua. Di desa ini, ada seorang tokoh masyarakat, sebut saja Pak Budi. Pak Budi ini orangnya aktif banget, selalu getol ngajak warga buat gotong royong, mulai dari bersihin selokan sampai bangun pos ronda. Awalnya sih semangat warga menggebu-gebu, tapi lama-lama, kok, kayaknya adem ayem aja. Undangan rapat nggak digubris, kerja bakti juga cuma segelintir orang yang dateng. Pak Budi pun mulai frustasi. Rasanya udah lelah jiwa raga, tapi hasilnya kok, nggak seberapa. Akhirnya, Pak Budi memutuskan untuk "berdiam diri". Bukan berarti dia nggak peduli lagi sama urusan desa, tapi dia memilih untuk introspeksi. Mungkin caranya selama ini kurang tepat, mungkin dia terlalu memaksa, atau mungkin ada hal lain yang dia lewatkan. Selama masa "berdiam diri" itu, Pak Budi banyak mengamati dan merenung. Dia mulai sadar, kalau selama ini dia terlalu fokus sama kegiatan, tapi kurang memperhatikan komunikasi dengan warga. Dia juga sadar, kalau perubahan itu nggak bisa dipaksakan, tapi harus dimulai dari kesadaran masing-masing individu. Setelah beberapa waktu, Pak Budi muncul lagi di tengah masyarakat. Tapi kali ini, dia nggak langsung ngajak kerja bakti atau rapat. Dia mulai dengan ngobrol santai sama warga, dengerin keluh kesah mereka, dan berusaha memahami perspektif mereka. Perlahan tapi pasti, warga mulai merasakan perubahan pada diri Pak Budi. Mereka merasa lebih dihargai dan didengarkan. Nah, yang bikin takjub, tanpa banyak ceramah atau paksaan, warga mulai tergerak untuk berpartisipasi dalam kegiatan desa. Mereka sadar, kalau perubahan itu bukan cuma tugas Pak Budi, tapi tanggung jawab bersama. Gotong royong jadi lebih ramai, rapat desa pun dihadiri banyak warga. Desa Dungkait pun perlahan tapi pasti, mulai berbenah. Kisah Pak Budi ini jadi bukti nyata, kalau terkadang, diam itu lebih efektif daripada banyak bicara. Diam untuk berbenah diri, diam untuk mendengarkan, dan diam untuk merenung. Siapa tahu, dengan diam sejenak, kita bisa menemukan cara yang lebih bijak untuk mengurus "masyarakat kecil" di sekitar kita, entah itu keluarga, lingkungan kerja, atau komunitas. Cerita dari Desa Dungkait ini terjadi pada sekitar tahun 1964, tapi pesannya tetap relevan sampai kapan pun. Penulis: MARIONO, S.Pd

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Dungkait

Kecamatan Tapalang Barat

Kabupaten Mamuju

Provinsi Sulawesi Barat

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia