Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, menyimpan potensi wisata alam yang menjanjikan. Pantai Pasir Putih Tanjung Ngalo dengan pasir putihnya yang membentang luas dan air laut yang jernih, seharusnya mampu menarik minat wisatawan. Namun, realita berkata lain. Sepinya pengunjung di destinasi wisata ini menimbulkan pertanyaan. Investigasi lapangan menunjukkan adanya dugaan kurangnya komunikasi yang efektif antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat. Beberapa warga mengungkapkan minimnya sosialisasi terkait pengembangan dan promosi wisata Pasir Putih Tanjung Ngalo. Mereka merasa kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan wisata. Informasi mengenai rencana pengembangan infrastruktur, pelatihan SDM, dan strategi pemasaran wisata juga dirasa belum sampai secara menyeluruh kepada masyarakat. Ketidakjelasan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam pengembangan wisata ini juga menjadi kendala. Padahal, partisipasi aktif masyarakat sangat krusial dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan kelestarian lingkungan wisata. Potensi ekonomi yang seharusnya dapat dinikmati masyarakat melalui sektor pariwisata pun belum optimal. Kondisi ini tentu memprihatinkan. Potensi wisata Pasir Putih Tanjung Ngalo yang luar biasa, terancam terkubur oleh kurangnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Diperlukan upaya serius dari pemerintah daerah untuk membangun komunikasi yang lebih efektif dan transparan dengan masyarakat. Sosialisasi yang intensif, pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal, serta pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan wisata menjadi kunci keberhasilan pengembangan wisata Pasir Putih Tanjung Ngalo. Semoga dengan terjalinnya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, potensi wisata Pasir Putih Tanjung Ngalo dapat dioptimalkan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Penulis: MARIONO, S.Pd