Ketergantungan pada teknologi digital telah menjadi tulang punggung PEMERINTAHAN dan masyarakat modern. Namun, ada kekhawatiran yang berkembang tentang kesenjangan digital, terutama di daerah pedesaan. Kekhawatiran ini menjadi kenyataan yang pahit di Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju. Pada tanggal 15 Juni 2025, desa ini mengalami dampak signifikan dari ketidakmampuannya untuk beradaptasi dengan era digital. Ketidakmampuan seorang aparat desa dan warga desa untuk mengakses dan memanfaatkan teknologi digital telah menciptakan isolasi pemerintahan dan sosial. Akses terhadap informasi, layanan pemerintah, dan peluang ekonomi menjadi sangat terbatas. Sistem administrasi desa yang masih manual menyebabkan inefisiensi dan kesulitan dalam pengelolaan sumber daya. Petani kesulitan mengakses informasi pasar dan harga komoditas, sehingga mereka seringkali terpaksa menjual hasil panen dengan harga rendah. Pelaku UMKM juga kesulitan memasarkan produk mereka secara online, membatasi potensi pertumbuhan ekonomi desa. Dampak yang paling terasa adalah pada sektor KEWILAYAHAN DI DUSUN. SEBAGIAN KEPALA DuSUN di Desa Dungkait tertinggal dalam IMFORMASI jarak jauh karena kurangnya akses internet dan perangkat digital. Kesenjangan ini semakin memperlebar jurang masyarakat antara desa dan perkotaan, mengancam masa depan pemerintahan. Layanan masyarakat juga terhambat karena kesulitan dalam mengakses informasi dan layanan online. Pemerintah desa dungkait telah menyadari permasalahan ini dan sedang berupaya untuk meningkatkan infrastruktur digital di desa tersebut. Namun, upaya ini membutuhkan waktu dan kerja sama dari semua pihak. Perlu ada program pelatihan digital untuk warga desa agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara optimal terutama bagi para pemangku kepentingan yang ada di desa dungkait. Keterlibatan pihak swasta juga penting untuk mempercepat proses transformasi digital di Desa Dungkait. Kejadian di Desa Dungkait ini menjadi pelajaran berharga bagi kitasemua yang bergelar sebagai pemegan kewilayahan dan lainnya. Transformasi digital bukanlah sekadar pilihan, tetapi sebuah kebutuhan mendesak. Kegagalan untuk beradaptasi dengan era digital dapat mengakibatkan dampak yang serius terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada upaya yang terpadu dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua warga negara, termasuk mereka yang tinggal di daerah pedesaan terutama para kepala kewilayahan sebagai pemeran utama dalam pengolahan imformasi data, ayo kita bulatkan tekad untuk berdigital dalam menyonson kenyamanan dalam pemerintahan. dengan tekad yang bulat dan keinginan yang hakiki INSYA ALLAH  dapat menikmati manfaat dari kemajuan teknologi digital. Penulis: MARIONO, S. Pd

SAKIT KARENA DATA

BERDAYA KARENA DIGITAL

MARI BEROBAT KARENA PEMERINTAHAN SEDANG SAKIT AKAN KETIDAKMAMPUAN KITA BERDIGITALISASI 

''DATA ITU MAHAL TAPI MEMBANGUN TAMPA DATA JAUH LEBIH MAHAL''